Sore itu aku pergi berkunjung ke rumah sepupuku di kawasan Bumi Serpong Damai. Setibanya disana aku langsung menghampiri sepupuku tersebut yang biasa aku sapa dengan sebutan Ara. "Raa.. maen yuk, bosen nih". Kataku sambil mengunyah permen karet berasa mint. "Ayoo.. deh, eh tapi maen apa sore-sore begini enaknya?". Kata Ara sembari mengipaskan sebuah buku karena kegerahan. "Mmmm.. maen karet lompat aja yuk?". Tawarku kepada Ara. "Okeyy.. aku ambil yah karetnya..".
Aku dan Ara berjalan menuju halaman belakang dengan menggunakan sandal bakiak ala Jepang. "Klik.. klok.. klik.. klik..".
"Kita gantian yah jaganya, sekarang aku duluan yang jalan yah", kataku.
"Wah.. wah.. no". Ga adil itu sih kalo gitu. Gimana kalo suit biar adil", kata Ara kepadaku.
"Yah.. iyadeh", kataku sambil sedikit mengomel. Heh.
Akhirnya setelah suit akupun yang tetap jalan duluan. Haha. Ara berjaga dengan memegang ujung karet yang tepi sebrangnya sudah diikat pada sebuah tiang bendera.
Saat giliran Ara untuk melompat tiba-tiba, terdengar suara bunyi yang aneh, bret.. bret.. bret.. ternyata bunyi itu berasal dari celana Ara. "Waa.. celanaku robeeek.." Ara berteriak kencang. Sesaat seluruh keluarga yang sedang santai di bangsal halaman tertawa terbahak-bahak, karna melihat dan mendengar indisen celana robek Ara tersebut. "Hah, malu banget deh" katanya sembari mukanya memerah karena menahan malu. Hihi.
Aku dan Ara berjalan menuju halaman belakang dengan menggunakan sandal bakiak ala Jepang. "Klik.. klok.. klik.. klik..".
"Kita gantian yah jaganya, sekarang aku duluan yang jalan yah", kataku.
"Wah.. wah.. no". Ga adil itu sih kalo gitu. Gimana kalo suit biar adil", kata Ara kepadaku.
"Yah.. iyadeh", kataku sambil sedikit mengomel. Heh.
Akhirnya setelah suit akupun yang tetap jalan duluan. Haha. Ara berjaga dengan memegang ujung karet yang tepi sebrangnya sudah diikat pada sebuah tiang bendera.
Saat giliran Ara untuk melompat tiba-tiba, terdengar suara bunyi yang aneh, bret.. bret.. bret.. ternyata bunyi itu berasal dari celana Ara. "Waa.. celanaku robeeek.." Ara berteriak kencang. Sesaat seluruh keluarga yang sedang santai di bangsal halaman tertawa terbahak-bahak, karna melihat dan mendengar indisen celana robek Ara tersebut. "Hah, malu banget deh" katanya sembari mukanya memerah karena menahan malu. Hihi.
No comments:
Post a Comment